Bulan Sya'ban | Waktu Qodho
Syaban merupakan bulan ke-8 dalam 12 bulan penanggalan Islam, sedangkan Nisfu memiliki arti pertengahan. Sehingga, Nisfu Syaban memiliki arti pertengahan bulan Syaban.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada ketika bulan Sya’ban. Periwayatan ini kemudian mendasari kemuliaan bulan Sya’ban di antar bulan Rajab dan Ramadaan. Karenanya, pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir dan meminta ampunan serta pertolongan dari Allah SWT.
Aisyah juga mengisahkan tentang aktivitas Rasulullah SAW selama Syaban sebagai barikut:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَفَّظُ مِنْ هِلَالِ شَعْبَانَ مَا لَا يَتَحَفَّظُ مِنْ غَيْرِهِ، ثُمَّ يَصُومُ لِرُؤْيَةِ رَمَضَانَ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْهِ، عَدَّ ثَلَاثِينَ يَوْمًا، ثُمَّ صَامَ
“Nabi SAW memberikan perhatian terhadap hilal bulan Sya’ban, tidak sebagaimana perhatian beliau terhadap bulan-bulan yang lain. Kemudian beliau berpuasa ketika melihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan, beliau genapkan Sya’ban sampai 30 hari.” (HR Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan sanad-nya disahihkan Syekh Syu’aib Al Arnauth)
Bagi umat muslim yang belum membayar hutang puasa di bulan Ramadhan lalu, baiknya dibayar atau diqodho di bulan sya'ban adapula yang membayar fidyah.
Dalam bulan Sya'ban, Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya'ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.
Komentar
Posting Komentar